Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

10 FILM INDONESIA TERBAIK 2021

Masih tahun yang berat bagi industri perfilman Indonesia, namun paling tidak 2021 memancarkan cahaya harapan. Beberapa judul unggulan mulai tayang dan mengumpulkan perolehan penonton yang cukup memuaskan di tengah pembatasan kursi, sedangkan di skala internasional, prestasi membanggakan turut diraih. Daftar ini dibuat sebagai wujud apresiasi atas beragam pencapaian itu, sembari berharap 2022 jadi

REVIEW - BACKSTAGE

Di suatu kesempatan, Robert Ronny selaku produser sekaligus penulis naskah (bersama Vera Varidia, Monty Tiwa, dan Titien Wattimena), menyampaikan bahwa salah satu inspirasi Backstage berasal dari kasus Milli Vanilli, yang memenangkan Grammy Award, tanpa menyanyikan satu pun lagu di album mereka. Penyanyi bayangan (ghost singer) mengisi suara duo tersebut. Backstage pun mengangkat soal penggunaan

REVIEW - RESIDENT EVIL: WELCOME TO RACOON CITY

Welcome to Racoon City dijual sebagai reboot layar lebar yang lebih dekat ke gimnya. Memang betul, bila dibandingkan versi Paul W. S. Anderson, baik dari gaya maupun alur, film ini lebih setia, namun sayangnya tidak lebih baik.Menyutradarai sekaligus menulis naskah, Johannes Roberts (47 Meters Down, The Strangers: Prey At Night) jelas mengenali gimnya. Dia tahu, meski belakangan makin condong ke

REVIEW - KING RICHARD

Biopic inspiratif bertema from-zero-to-hero, kalimat bernada harapan yang kita tahu bakal terwujud ("They're gonna be great", "You're gonna be the greatest ever", dll.) karena alurnya diangkat dari kisah nyata, performa Oscar bait dari bintang ternama. King Richard adalah suguhan formulaik. Apakah itu kekurangan? Tentu bukan. Pertama, jika dieksekusi dengan baik, film formulaik punya kekuatannya

REVIEW - DON'T LOOK UP

Suatu malam saya sedang bersama teman-teman di sebuah tempat makan. Salah satu dari mereka mulai bercerita. Ceritanya menarik. Saya dan teman-teman lain tertawa tiap punchline dilemparkan. Mengetahui ceritanya disukai, ia pun terlena oleh perhatian yang didapat, kemudian terus mengulang punchline, melanjutkan cerita tanpa tahu kapan harus berhenti, sampai akhirnya antusiasme kami memudar. 

TOP 20 KOREAN DRAMAS OF 2021

Kalau ada satu hal positif yang terjadi selama pandemi, itu adalah (makin) meluasnya cakupan penonton Kdrama alias drakor. Stigma "drakor selalu romansa menye-menye atau komedi romantis cheesy" mulai memudar. Crash Landing on You menemani masa-masa awal lockdown, The World of the Married sejenak mengalihkan emosi negatif publik dari virus ke suami tukang selingkuh, sementara Kingdom,

REVIEW - THE KING'S MAN

Semakin anda tahu soal figur dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang ada di The King's Man, semakin anda bisa menikmatinya.....atau sebaliknya, malah semakin terganggu oleh caranya mengolah fiksi spekulatif berbasis rumor. Agar bisa menikmati prekuel bagi dua seri film Kingsman ini, kita memang perlu memandangnya murni sebagai hiburan ringan, meski pada beberapa bagian, itu cukup sulit

REVIEW - TEKA-TEKI TIKA

Durasi pendek tidak semestinya menyulut kekhawatiran dan pesimisme. Bisa saja sineas memilih bercerita secara to the point. Padat, singkat, sesuai kebutuhan. Sayangnya Teka-Teki Tika tidak demikian. Ketika film berdurasi hanya 83 menit terkesan kehabisan ide, artinya ide dasarnya memang sudah lemah sejak awal. Pasca Imperfect (2019) membawa Ernest Prakasa kembali ke performa terbaiknya, ia

REVIEW - THE MATRIX RESURRECTIONS

The Matrix merupakan seri film dengan kemunduran kualitas luar biasa parah. Film pertamanya yang rilis tahun 1999 amat revolusioner. Salah satu yang terbaik sepanjang masa. Empat tahun berselang, menyusul Reloaded, yang meski punya beberapa gelaran aksi memikat, jelas wujud penurunan. Kemudian Revolutions menutup trilogi dengan kekecewaan mendalam, dan pantas masuk jajaran sekuel terburuk yang

SERU DAN PENUH MAKNA, INI PESAN PENTING DARI DRAMA 'POLICE UNIVERSITY' YANG BISA KAMU PETIK

Ada banyak drakor yang tak hanya menyajikan cerita seru, tapi juga pesan penting penuh makna yang bisa kamu petik dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah Police University, drama romantis dengan bumbu kriminal dalam setting dunia kepolisian. Lalu, apa saja pesan penting dari drama ini? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!Pelajaran Berharga tentang Kehidupan dan KeadilanSelain

DRAMA BARU KIM SOO HYUN, INI DIA SINOPSIS 'ONE ORDINARY DAY'

Siapa nih, yang bingung akan berkegiatan seperti apa ketika akhir pekan sudah tiba? Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pergi ke tempat-tempat wisata akan sangat menyenangkan karena kini sudah mulai beroperasi dengan normal, tetapi situasi jalanan dan juga cuaca yang kurang mendukung belakangan ini pastinya menjadi pertimbangan yang besar bagi kamu, bukan? Maka dari itu, tidak jarang orang-orang

REVIEW - YOWIS BEN FINALE

"Andai saja" adalah reaksi yang berulang kali muncul di kepala selama menonton ini. Andai saja babak akhirnya dipadatkan, pula dipersingkat sehingga tak perlu dipecah ke dalam dua film. Andai saja demikian, bisa saja Yowis Ben Finale jadi installment terkuat, alih-alih yang terlemah seperti sekarang. Sayang sekali.Ketika babak konklusi merasa perlu membuka lima menit pertamanya dengan kompilasi

REVIEW - THE POWER OF THE DOG

The Power of the Dog sangat kompleks. Bukan disebabkan alur rumit, tapi karena Jane Campion menekankan, bahwa setiap permasalahan, apalagi saat menyangkut gejolak batin manusia, tidak hitam-putih. Mengadaptasi novel berjudul sama karya Thomas Savage, Campion memang melempar isu, namun tokoh-tokohnya bukan alat penghantar pesan. Mereka adalah manusia, yang dengan segala kompleksitasnya berdinamika

REVIEW - SPIDER-MAN: NO WAY HOME

Selepas Avengers: Endgame, saya berujar, "I've never seen anything like this". Wajar saja, mengingat statusnya sebagai kulminasi perjalanan satu dekade lebih. Tapi bahkan setelah itu, Spider-Man: No Way Home mampu memancing respon serupa. Sekali lagi Marvel Studios mendobrak batas kemustahilan. Di berbagai lokasi (termasuk studio tempat saya berada), para penonton bersorak, tertawa, menangis,

REVIEW - HOUSE OF GUCCI

Penonton drama Korea pasti akrab dengan istilah makjang. Sebuah genre penuh hal berlebihan, yang jago menaikkan tekanan darah penontonnya (contoh: Sky Castle, The World of the Married, Penthouse). Cinta beda kasta, keluarga luar biasa kaya (biasanya memiliki ayah diktator dan salah satu anaknya tidak berguna), latar mewah, konspirasi berbelit, korupsi, perselingkuhan, pembunuhan, jadi beberapa

REVIEW - VIDKILL

Found footage digandrungi karena kesan realistis yang diciptakan gambar "berkualitas rendah" miliknya. Di horor dan thriller, kekhasan atribut itu dipakai membangun atmosfer, termasuk saat sub-genre ini mengalami modernisasi, lalu melahirkan format screenlife, yang menangkap segala peristiwa melalui layar komputer atau smartphone. Vidkill turut memakai format tersebut.Tapi Vidkill jelas dibuat

ROMANTIS CAMPUR KOMEDI, YUK NONTON 'YOUNG LADY AND GENTLEMAN'

Akhir pekan sudah hampir tiba, nih. Siapa yang masih bingung memilih kegiatan untuk mengisi hari istirahat di akhir pekan? Tidak dapat disangkal bahwa berkegiatan di luar rumah pada hari libur memang menyenangkan, namun bagi kamu yang merasa malas keluar dan ingin menghabiskan waktu di rumah saja, bagaimana kalau memutuskan untuk menonton drama korea romantis? Daripada harus berpanas-panasan di

REVIEW - WEST SIDE STORY

Drama, thriller, komedi, horor, perang, fiksi ilmiah, kriminal, petualangan, aksi, fantasi, romansa, biografi, animasi. Sejak debutnya setengah abad lalu, Steven Spielberg telah menyentuh semua genre tersebut. Sewaktu akhirnya Spielberg merambah ke musikal, yang memang telah lama dia impikan, saya tidak terkejut. Tiada sutradara selengkap dirinya. Biar demikian, keputusannya membuat West Side

REVIEW - RAGING FIRE

Raging Fire jadi karya terakhir Benny Chan, yang meninggal akibat kanker nasofaring sebelum pasca-produksi filmnya dimulai. Sebelum dikenal lewat judul-judul yang dibintangi Jackie Chan seperti Who Am I? (1998), New Police Story (2004), hingga Rob-B-Hood (2006), Chan akrab dengan genre heroic bloodshed di awal karirnya. A Moment of Romance (1990) dan Man Wanted (1995) jadi contoh. Sehingga terasa

REVIEW - ONE NIGHT STAND

Obrolan adalah aktivitas yang istimewa. Darinya, sengaja atau tidak, dua atau lebih individu saling membuka diri. Membuka pintu bagi sang lawan, atau sekadar lubang kecil untuk mengintip ruang personalnya. Di ranah percintaan, bagi saya obrolan adalah hal paling romantis, yang bisa membentuk ikatan, bahkan dalam waktu singkat. Itulah mengapa, film-film seperti One Night Stand yang dibangun lewat

REVIEW - GHOSTBUSTERS: AFTERLIFE

Ghostbusters: Afterlife bukan tontonan istimewa. Ringan, aman, klise. Tapi setidaknya, di bawah arahan Jason Reitman (Juno, Up in the Air, Young Adult) yang merupakan putera Ivan Reitman, sang sutradara dua film pertama, ini berhasil melakukan apa yang reboot-nya gagal lakukan lima tahun lalu. Sebuah modernisasi sekaligus penghormatan. Serupa versi Paul Feig, protagonisnya (meski tidak semua)

REVIEW - CINTA PERTAMA, KEDUA & KETIGA

"Tu wa ga, tu wa ga", ucap karakternya kala menghitung langkah waltz yang kerap mereka tarikan. Ada romantisme tersendiri pada waltz, yang dibawakan berpasangan dalam posisi berdekatan (sempat dianggap tak bermoral di awal kelahirannya dulu), sembari keduanya melenggang, lalu berputar dengan anggun. Itulah mengapa ada istilah "waltz through" guna menggambarkan pergerakan yang carefree, baik

REVIEW - KUKIRA KAU RUMAH

Ada kekhawatiran sebelum menonton adaptasi lagu berjudul sama milik Amigdala ini. Perihal kesehatan mental (dalam konteks film ini, bipolar) amat penting, tapi jika ditangani secara keliru, justru bisa melanggengkan stigma negatif dan kesalahan-kesalahan persepsi publik awam. Untungnya Kukira Kau Rumah, selaku debut penyutradaraan Umay Shahab (juga menulis naskah bersama Monty Tiwa dan Imam

REVIEW - KAMU TIDAK SENDIRI

Lahir dari cerita gagasan Lukman Sardi, kemudian ditulis naskahnya oleh Titien Wattimena, Kamu Tidak Sendiri memiliki bentuk menarik. Berlatar di tengah gempa dahsyat, ini bukan tentang hancurnya seisi kota akibat bencana, tapi bagaimana bencana itu berdampak pada segelintir individu. Ada dua tokoh sentral, yakni Mira (Adinia Wirasti), bos yang dikenal galak oleh anak buahnya, dan Adrian (Rio

REVIEW - EVERYDAY IS A LULLABY

Ketika protagonis Everyday is a Lullaby meluapkan amarahnya terkait pembodohan penonton oleh film Indonesia berkualitas rendah, tentu itu juga adalah isi hati para pembuatnya. Putrama Tuta selaku sutradara dan Ilya Sigma sebagai penulis naskah, yang telah berkolaborasi sejak Catatan Harian Si Boy (2011), jengah melihat penonton dianggap (dan dibuat) bodoh oleh kapitalisme industri. Tapi, film ini

REVIEW - PERJALANAN PERTAMA

Di salah satu momen, karakter utama film ini mampir ke sebuah desa, di mana ritual kepercayaan yang melibatkan penyembelihan ayam tengah dilangsungkan. Di antara kerumumunan warga setempat, si karakter lalu berujar "Ini melanggar syariat!". Menontonnya di JAFF membuat momen itu makin terasa sureal.Tapi saya takkan mempermasalahkan nilai-nilai itu lebih jauh. Begitu pula soal kaos bergambar Zakir

REVIEW - PENYALIN CAHAYA

"Kita cuma punya cerita". Teriris hati saya mendengar kalimat tersebut, yang muncul di paruh akhir Penyalin Cahaya. Berkedok praduga tak bersalah, masyarakat kita masih demikian sulit memercayai cerita korban pelecehan seksual. Benar bahwa cerita dapat dipalsukan, namun bukankah bukti pun sama, baik keberadaan maupun ketiadaannya? Mengapa sesulit itu memegang prinsip "percaya korban lebih dulu"?

REVIEW - MEMORIA

"Kenapa perlu repot-repot berusaha kalau takdir kita sudah ditentukan?", tanya saya di sebuah diskusi santai dengan seorang kerabat yang juga "ahli" spiritual. Dia menjawab, "Waktu di mata Tuhan tidak linear. Konsep dulu, sekarang, besok, semua itu tidak relevan. Apa yang kita anggap masa depan, di mata-Nya adalah masa kini". Memoria bukan membahas suratan takdir maupun Tuhan. Tapi karya terbaru