Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

REVIEW - KUNTILANAK 3

Seperti telah saya sebutkan di ulasan untuk Mangkujiwo (2020), seri baru Kuntilanak menunjukkan keberanian menjauh dari citra trilogi "aslinya", walaupun secara kualitas tidak begitu solid. Horor anak di film pertama, ditambah sedikit sentuhan fantasi di film kedua, lalu total bertransformasi jadi fantasi ala Wizarding World di film ketiga, yang mana belum pernah dijamah industri kita. Dinda (

REVIEW - KKN DI DESA PENARI

Sudah mundur berkali-kali sejak rencana awal penayangan 19 Maret 2020, nyatanya KKN Di Desa Penari tetap dibanjiri penonton (angka sejuta bakal dicapai sebelum seminggu). Apa yang membuatnya fenomenal? Utas viral di Twitter yang disampaikan SimpleMan efektif karena ada "kedekatan". Sebab sebelum ini pun, peristiwa mistis di tengah KKN, termasuk yang melibatkan kemesuman mahasiswa, sudah kerap

REVIEW - GARA-GARA WARISAN

Melakoni debut penyutradaraannya, Muhadkly Acho (juga selaku penulis naskah, posisi yang pernah ia tempati di Kapal Goyang Kapten) mengikuti jejak Ernest Prakasa (menjabat produser film ini) sebagai komika yang mampu menggabungkan humor dengan drama keluarga menyentuh. Tapi Gara-Gara Warisan takkan langsung menggigit. Film ini lambat panas. Sekitar 15-20 menit pertama, saya bahkan mengira bakal

REVIEW - THE RESCUE

Saya masih ingat betul bagaimana empat tahun lalu proses penyelamatan 12 bocah dan satu pelatih tim sepakbola junior Wild Boars, yang terjebak selama hampir tiga minggu di gua Tham Luang, menyitar perhatian setiap hari. Ketika akhirnya semua orang berhasil diselamatkan, dunia diingatkan bahwa kemanusiaan sama sekali belum lenyap. Itu pula yang coba ditekankan pasutri sutradara, Elizabeth Chai

REVIEW - MIRACLE: LETTERS TO THE PRESIDENT

Walau memakai kata "miracle" di judul, dan punya beberapa peristiwa yang mendekati keajaiban, Miracle: Letters to the President sesungguhnya membicarakan hal yang amat dekat, yaitu rumah. Tentang ikatan dan kerinduan terhadapnya. Baik rumah sebagai tempat, maupun orang-orang yang jadi tujuan untuk pulang. Berlatar 1980an, naskah buatan Son Joo-yeon dan sang sutradara, Lee Jang-hoon (Be with You),

REVIEW - NITRAM

Melabeli pelaku aksi kriminalitas sadis sebagai "iblis" wajar terjadi. Ada kalanya itu diperlukan guna menghindari justifikasi atas tindakannya. Tapi sebatas berhenti pada "pelabelan" tidak jarang menutup mata kita dari masalah utama, termasuk soal sistem. Bagi pihak-pihak yang mestinya turut bertanggung jawab pun, itu bisa menjadi bentuk "cuci tangan". Diangkat dari kisah Martin Bryant, pelaku

REVIEW - OMA THE DEMONIC

Mengapa jika dibanding genre lain horor kita terkesan stagnan? Pertama karena horor merupakan ladang uang yang bisa mendatangkan untung dengan biaya minim. Fakta yang oleh para pembuat kerap diterjemahkan sebagai "Kalau jelek saja laku kenapa harus bagus?". Kedua, horor bagus memerlukan orang yang bukan cuma "sering menonton", tapi benar-benar passionate terhadap genrenya. Maka tidak heran ketika

REVIEW - THE UNBEARABLE WEIGHT OF MASSIVE TALENT

Nicolas Cage bukan aktor pertama yang memerankan diri sendiri (maupun versi parodinya) dalam film. Daftarnya sudah amat panjang. Tapi persona unik hasil metode akting Nouveau Shamanic miliknya, serta lika-liku karir yang tiada duanya, membuat Nicolas Fuckiiiiiiiiiiiiiiing Cage" jadi salah satu figur paling menarik di daftar tersebut. Kehidupan pribadi berantakan, terlilit utang, penurunan karir,

REVIEW - YAKSHA: RUTHLESS OPERATIONS

Yaksha: Ruthless Operations merupakan aksi spionase yang dibuat secara layak walau jauh dari sempurna. A proper one. Tetapi pada era di mana kelas industri hiburan Korea Selatan terus naik (semakin inovatif di film, baik blockbuster maupun alternatif, juga drama), status "proper" saja takkan cukup meninggalkan kesan. Disutradarai Na Hyeon, yang turut menulis naskahnya bersama Ahn Sang-hoon,

REVIEW - LANGUAGE LESSONS

Pemanfaatan teknis "seadanya" identik dengan horor. Gaya found footage di Cannibal Holocaust (1980) dan The Blair Witch Project (1999), hingga penggunaan aplikasi zoom kala pandemi menghambat industri dalam Host (2020). Judul-judul di atas bukan yang pertama memakai gaya/medium masing-masing, tapi jelas masuk jajaran paling populer. Kesederhanaan yang menghasilkan realisme memang membantu

REVIEW - TUTUGE

Tutuge jelas salah satu horor Indonesia berdurasi terpanjang. Itu alasan saya tertarik menontonnya. Bukan status "menyabet 7 penghargaan di kancah internasional" sebagaimana tertera di akun Instagram resminya (lewat sedikit riset, anda bakal tahu ada di level mana festival-festival tersebut). Ketika banyak horor kita masih terlampau bergantung pada jump scare dengan cerita tipis, apa yang film

REVIEW - FANTASTIC BEASTS: THE SECRETS OF DUMBLEDORE

Belum lama ini diberitakan bahwa nasib film keempat dan kelima Fantastic Beasts belum resmi mendapat lampu hijau. Nasibnya bergantung pada pendapatan The Secrets of Dumbledore, alias ada kemungkinan seri ini berakhir sebagai trilogi saja. Digarap oleh J. K. Rowling dan Steve Kloves (penulis naskah hampir seluruh film Harry Potter), naskahnya pun menyesuaikan sebagai bentuk rencana

REVIEW - CATCH THE FAIR ONE

Di film aksi atau thriller arus utama, profesi berorientasi fisik protagonis dapat menyulapnya jadi one-person army. Catch the Fair One tidak demikian. Status mantan petinju tak serta merta membuat si karakter utama dengan enteng menghabisi pasukan musuh (walau tetap jadi bekal penting). Josef Kubota Wladyka membangun dunia realis, di mana satu pukulan di kepala akan membuatmu tergeletak, dan

REVIEW - JACKASS FOREVER

Di salah satu stunt, Machine Gun Kelly tercebur ke kolam dan langsung meminta handuk. Tubuhnya menggigil, wajahnya terkejut. Di situasi yang sama, seluruh anggota Jackass tertawa. Di stunt lain, Dark Shark, ayah Jasper Dolphin (salah satu anggota baru), seorang mantan gangster dan narapidana, ketakutan setengah mati saat laba-laba merambati tubuhnya. Bagaimana reaksi anggota Jackass di situasi

REVIEW - TUHAN MINTA DUIT

Ada kata "Tuhan" di judul, kisah sarat kebajikan (sedikit) beraroma religi, karakter dalam jerat kemiskinan, melibatkan Asrul Dahlan di jajaran cast. Sebuah film tidak bisa terasa "lebih Ramadan" dari ini.....well, kecuali jika menambahkan nama Deddy Mizwar. Kisahnya seputar Maya (Anantya Kirana), yang menyamar jadi anak laki-laki bernama Adi, agar bisa menyemir sepatu di jalan. Anak perempuan

REVIEW - SONIC THE HEDGEHOG 2

30 April 2019, trailer perdana Sonic the Hedgehog rilis, diiringi cercaan akibat desain buruk si landak biru. Jumlah dislike videonya jauh melebihi jumlah like. 12 November 2019, trailer kedua muncul memperlihatkan desain baru Sonic. Responnya positif, dengan rasio like-to-dislike tertinggi dalam tiga tahun terakhir (pada masa itu). 14 Februari 2020, filmnya resmi tayang, berujung meraup

REVIEW - PULANG

Belakangan muncul pesimisme terhadap film-film lokal produksi KlikFilm. Cenderung medioker, dengan tema-tema usang yang digarap sekenanya. Tidak sepenuhnya keliru, sebab produk cepat saji macam itu memang pas dijadikan "film eksklusif OTT" (istilah lebih halus dan modern sebagai ganti "straight-to-DVD" yang punya konotasi negatif). Ditengok sekilas, Pulang tidak jauh beda. Tapi timbul

REVIEW - APOLLO 10½: A SPACE AGE CHILDHOOD

Bocah bernama Stanley (Milo Coy) ditunjuk sebagai astronot dalam misi Apollo½, yang dilangsungkan secara rahasia sebelum peluncuran Apollo 11. Penunjukan Stanley terjadi akibat NASA membangun kokpit pesawat terlalu kecil untuk orang dewasa. Bagaimana bisa NASA luput dalam hal mendasar tersebut? Bagaimana pula cara menerbangkan roket diam-diam ketika perhatian seluruh negeri tertuju pada misi ke

REVIEW - MENJELANG MAGRIB

Mendapati keterlibatan Helfi Kardit selaku sutradara sekaligus penulis, lalu melihat tata rias untuk Novia Bachmid yang bak "adaptasi" murahan dari The Taking of Deborah Logan (premisnya pun serupa), kita tahu Menjelang Magrib bakal berakhir buruk. Tapi rupanya asumsi tersebut tidak langsung terbukti, sebab Menjelang Magrib secara mengejutkan dibuka dengan cukup meyakinkan. Thalia (Annette